”ALLAAHUMMA INNI AS-ALUKA MIN FADHLIKA WA RAHMATIKA FA INNAHU LAA YAMLIKU HUMAA ILLAA ANTA”
Artinya :
“Wahai Tuhanku, aku memohon kepada- Mu dari anugerah dan rahmat- Mu, karena hanya Engkaulah yang memiliki keduanya itu.”
Do’a ini terdapat dalam riwayat Ibnu Mas’ud, bahwasanya Rasulullah SAW pernah didatangi oleh seorang tamu, lalu oleh Rasulullah tamu itu dibawa ke rumah salah seorang istrinya untuk dijamu. Akan tetapi pada waktu itu, tidak seorangpun dari istri- istri Rasulullah yang mempunyai makanan untuk disajikan kepada tamunya.
Melihat keadaan seperti itu, Rasulullah lalu berdo’a seperti diatas. Dan beberapa waktu kemudian, datanglah seorang sahabat yang membawa daging panggang untuk diberikan kepada Rasulullah. Setelah itu beliau bersabda ”Inilah anugerah dari Allah, sedang waktu itu aku sedang menanti rahmat.” (Diriwayatkan oleh Ath Thabrani dan Abu Nu’aim)
“Ketahuilah olehmu, Dialah (Allah) yang mempunyai ciptaan dan suruhan. Maha Mulia Tuhan Semesta Alam.”
Pernah diceritakan, bahwa zaman dahulu hiduplah seorang laki- laki yang kaya raya dan hidupnya sangat kecukupan. Akan tetapi karena suatu sebab, kekayaan tersebut surut dan akhirnya habis sehingga ia jatuh miskin dan menanggung hutang yang banyak.
Suatu malam, pikirannya sangat kacau dan sedih karena memikirkan nasib buruk dan hutangnya yang banyak, sehingga ia tak bisa tidur. Lalu ia berjalan- jalan menyusuri daerah di sekelilingnya. Pada suatu tempat, ia mendengar ada orang yang membaca ayat suci Al- Qur’an. Didengarnya bacaan itu dengan khusyuk, hingga tiba pada suatu ayat yang berbunyi : “ALAA LAHUL KHALQU WAL AMRU TABAARAKALLAAHU RABBUL ‘AALAMIINA.” (Q.S Al- A’raf ayat 54). Entah karena apa, ayat tersebut sangat terkesan di hatinya, sehingga ia baca berulang- ulang sambil meneruskan perjalanannya hingga tiba waktu subuh.
Sampai di rumah, ia masih belum juga bisa tidur, lalu ia duduk- duduk sambil membaca ayat yang baru didengarnya.
Tidak lama kemudian, datanglah seorang laki- laki yang belum dikenalnya. Begitu sang tamu masuk, ia bertanya ”Ada keperluan apakah sehingga Anda pagi- pagi datang kemari ?”. Lalu dijawab oleh sang tamu ”Aku datang kemari perlu menitipkan uang pada tuan”.
Dengan terkejut, ia berkata ”Maaf, sebetulnya aku sanggup menolong Anda, akan tetapi aku tidak berani, karena seperti Anda ketahui aku seorang miskin lagi melarat. Bagaimana jika aku tak bisa mengembalikan uang yang terpakai olehku ?”. Jawab si tamu ”Jika itu masalahnya, tidak jadi soal. Tuan boleh menggunakan uang itu bila tuan memerlukannya.”
Sambil berkata demikian, si tamu menyerahkan uang kepadanya, lalu pergi.
Beberapa hari kemudian, datanglah serombongan khafilah yang datang membawa barang dagangan. Melihat hal ini, ia berniat untuk membeli barang dagangan tersebut menggunakan uang orang asing yang dititipkan kepadanya. Setelah terjadi kesepakatan harga, barang- barang itu lalu ia bawa pulang ke rumahnya.
Selang beberapa hari kemudian, ia jual barang- barang itu dengan harga yang jauh lebih tinggi dari harga belinya, sehingga ia mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Dengan demikian uang yang dititipkan kepadanya menjadi berkembang dan bertambah banyak.
Seiring berjalannya waktu, orang asing yang menitipkan uang, datang kembali ke rumahnya. Oleh si laki- laki, kedatangan tamunya dikira bermaksud mengambil uang yang dititipkan kepadanya. Karena itu ia lalu masuk ke dalam mengambil uang itu beserta keuntungannya untuk diserahkan kepada tamunya.
Akan tetapi tamunya itu hanya diam saja tanpa mau menyentuh sedikitpun uang yang disodorkan kepadanya, bahkan ia berkata ”Uang yang dulu aku titipkan itu aku berikan kepada tuan berikut keuntungannya sekalian. Ketahuilah olehmu, bahwa sebenarnya aku ini adalah Malaikat Penjaga (Khadam) ayat yang selalu tuan baca itu.”
Setelah itu, orang asing yang ternyata malaikat yang menyamar itupun secara tiba- tiba lenyap dari pandangan mata, laki- laki itu menjadi heran dan takjub.
Setelah terjadinya peristiwa itu, ia lalu membiasakan diri membaca ayat tersebut sebanyak- banyaknya, sehingga akhirnya ia bisa membayar hutangnya yang menumpuk dan ia kembali menjadi orang kaya dan berkecukupan.
”ALLAAHUMMA ZIDNAA WA LAA TAN QUSHNAA WA AKRIMNAA WA LAA TUUHINNAA WA A’THINAA WA LAA TAHRIMNAA WA AATSIRNAA WA LAA TU’TSIR ’ALAINAA WA ARDHINAA WARDHO’ANNA”
Artinya :
“Wahai Tuhanku, berilah tambah kepada kami, janganlah Engkau hinakan kami, muliakanlah kami dan janganlah Engkau hinakan kami. Dan berilah kami, janganlah Engkau halangi kami dan pilihlah kami, dan janganlah Engkau tinggalkan kami, dan relakan kami dan janganlah Engkau cegah kami.”
Apabila seseorang membiasakan dirinya membaca do’a di atas sebanyak 7 kali pada tiap- tiap selesai mengerjakan shalat fardhu. Dan apabila hendak berangkat kerja, maka hendaklah membaca do’a ini sebanyak 3 kali.
”ALLAAHUMMA IKFINII BI HALAALIKA ’AN HARAAMIKA WAGH NINII BI FADHLIKA ’AMMAN SIWAAKA. YAA KAABIRU ANTAL LADZII LAA YAHTADII AL WAASHIFUUNA LI WASHFI ’ADLAMATIHII”
Artinya :
“Wahai Tuhanku, berilah kecukupan kepadaku dengan kehalalan-Mu dari keharaman- Mu dan berilah aku kekayaan dengan anugerah- Mu dari tidak hajat selain- Mu. Wahai Dzat yang Maha Besar, Engkaulah Dzat dimana orang- orang mensifati tidak mengetahui sifat keagungan- Mu.”
Seseorang yang memiliki hutang, baik sedikit maupun banyak, biasanya hidupnya akan gelisah sebelum dia mampu melunasi hutang- hutangnya tersebut. Maka itu, jika Anda memiliki hutang, berusahalah sambil berdo’a seperti do’a di atas sebanyak- banyaknya setiap selesai shalat fardhu atau saat tengah malam selesai tahajjud.
Barangsiapa yang membiasakan diri membaca asma Allah ”Yaa Wahhab” (Wahai Dzat Yang Maha Memberi), sebanyak 300 kali tiap- tiap hari setelah mengerjakan shalat fardhu, Insya Allah ia akan mendapatkan harta yang berlimpah, mendapatkan kewibawaan, dibukakan pintu rezeki, dan disenangi orang banyak.
”ALLAAHUMMA SALLI ’ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN SHALAATAN TUASSI’A BIHAA ’ALAINAAL ARZAQA WA TUHASSINA BIHAA LANAL AKHLAQA WA’ALAA AALIHII WA SHAHBIHI WASALLAM”
Artinya :
“Wahai Tuhanku, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, dengan rahmat yang menyebabkan keluasan rezqi kami dan yang menyebabkan kebaikan budi pekerti kami. Dan berilah pula kesejahteraan kepada keluarga dan shabat beliau.”
Barangsiapa yang membiasakan diri membaca do’a tersebut pada tiap- tiap selesai mengerjakan shalat fardhu paling sedikit sebanyak 30 kali, Insya Allah akan diluaskan rezekinya dan dijauhkan dari kefakiran.
“Tiada Tuhan melainkan Allah, Tuhan Yang Haq serta Nyata, Muhammad adalah utusan Allah yang menepati janji serta dapat dipercaya.”
Dalam kitab Syamsul Ma’arif, terdapat riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :
”Barangsiapa yang membaca do’a seperti diatas sedikit sebanyak 100 kali pada tiap- tiap hari, maka Allah akan memudahkan jalannya rezeqi baginya, menghilangkan segala macam kesusahan, kemiskinan
”SUBHAANALLAAHI WA BIHAMDIHII SUBHAANALLAHIL ’ADLIIMI ASTAGHFIRULLAAHA”
Artinya :
“Maha Suci Allah dengan segala puji-Nya Maha Suci Allah lagi Maha Agung. Aku memohon ampun kepada Allah.”
Bila seseorang ingin dibukakan pintu rezeki sehingga mendapat kekayaan yang membawa berkah, hendaklah membaca do’a diatas sebanyak 100 kali setiap selesaimengerjakan Shalat Subuh dan Maghrib.
“ALHAMDULILLAAHIL LADZII KASAANII HAADZAA WA RAZAQANIIHI MIN GHAIRI HAULIN MINNII WA LAA QUWWATIN”
Artinya :
“Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepadaku pakaian ini dan telah memberi rezeki kepadaku tanpa ada daya upaya dan kekuatan dariku.”
Do’a ini terdapat dalam riwayat Ibnu Sunni, bahwasanya Rasulullah SAW pernah bersabda :
“Barangsiapa yang memakai pakaian baru, maka hendaklah membaca do’a di atas. Niscaya dia akan mendapatkan ampunan dari Allah atas dosa- dosanya yang telah lalu.”
“BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM. ALLAHUMMA INNII ASALUKA MIN KHAIRIHI WA KHAIRI MAA HUWA LAHUU WAA’UDZUBIKA MIN SYARRIHI WA SYARRI MAA HUWA LAHUU.”
Artinya :
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku memohon kepada- Mu dari kebaikan pakaian ini dan dari kebaikan sesuatu yang pakaian ini dibuat untuknya. Dan aku berlindung kepada- Mu dari kejahatan pakaian ini dan kejahatan sesuatu yang pakaian ini dibuat untuknya.”
“ALLAAHUMMA LAA TAQTULNAA BI GHADHABIKA WA LAA TUHLIKUNAA BI’ ADZAABIKA WA’AAFINAA QABLA DZAALIKA”
Artinya :
“Wahai Tuhanku, janganlah Engkau kami siksa kami dengan sebab kemurkaan- Mu, dan janganlah Engkau binasakan kami dengan siksa- Mu, dan selamatkanlah kami sebelumnya.”
“subhaanallaahi mil-al miizaani wa mbalaghal ‘ilmi wa muntahar ridhaa WA ZINATAL ‘ARSY”
Artinya :
“Maha suci Allah sepenuh timbangan, dan tempat sampainya ilmu serta sempurnanya keridhaan dan seberat bobot ‘Arsy.”
Bagi seseorang yang ingin memiliki umur panjang sehingga mendapatkan kesempatan yang lebih banyak untuk mengerjakan amal- amal yang shaleh, hendaklah membaca do’a seperti di atas pada tiap- tiap selesai mengerjakan shalat fardhu.
”Wahai Tuhanku, turunkanlah hujan yang membawa manfaat.”
Menurut riwayat Imam Bukhari sehubungan dengan do’a di atas, bahwa Rasulullah SAW jika melihat hujan turun, beliau selalu membaca do’a di atas. Sedangkan jika hujan turun disertai dengan angin kencang atau guntur yang menakutkan, maka bacalah do’a :
”ALLAAHUMMA HAWAALAINA LAA ’ALAINAA ’ALALAAKAAMI WADZDZIRA ABI WA BUTHUUNI AUDIYATI WAMANAA BITISYSYAJARI”
Artinya :
”Wahai Tuhanku, janganlah sekitar kami atas kami, Wahai Tuhanku, hendaklah hujan ini turun kehutan- hutan, ke bukit- bukit kecil, ke perut- perut lembah, dan ke tempat- tempat pepohonan.”
“ALHAMDULILLAAHIL LADZII SAWWAA KHALQI FA ‘ADDALAHU WA KARRAMA SHUURATA WAJHII FA HASSANAHAA WA JA’ALAIHI MINAL MUSLIMIINA”
Artinya :
“Segala puji bagi Allah yang telah menyempurnakan kejadianku lalu menjadikan seimbang dan memuliakan bentuk wajahku, kemudian membaguskannya, dan menjadikan diriku dalam golongan orang- orang muslimin.”
”A’ UDZU BILLAHI MIN SYARRI HAADZAL GHAASIQI IDZAA WAQABA.”
Artinya :
”Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan yang gelap ini (bulan) apabila ia terbenam”
Menurut riwayat Ibnu Sunni, bahwa Rasulullah SAW menyuruh Aisyah r.a agar membaca do’a di atas ketika beliau (Rasulullah SAW) memperlihatkan kepadanya bulan yang baru terbit.
Berdasarkan riwayat di atas, maka apabila kita melihat bulan terbit, hendaklah kita berdo’a dengan do’a di atas supaya kita terhindar dari kejahatan- kejahatan yang biasanya terjadi pada waktu bulan sudah terbenam sehingga malam dalam keadaan gelap.
”U’ IIDZUKA BI KALIMAATILLAHIT TAAMAATI MIN KULLI SYAITHAANIN WA HAMMATIN WA MIN KULLI AININ LAAMMATIN.”
Artinya :
”Aku perlindungkan kamu dengan kalimat- kalimat Allah yang sempurna dari syaitan dan dari segala binatang berbisa dan dari semua mata yang melontarkan keburukan kepada apa yang dilihatnya.”
”A’UUDZU BI KALIMATILLAAHIT TAAMMAATI MIN GHADHABIHI WA SYARRI ’IBAADIHI WA MIN HAMAZAATISY SYAYAATIINI WA AN YAH DHURUUNI.”
Artinya :
”Aku berlindung dengan kalimat- kalimat Allah yang sempurna dari kemarahan siksa- Nya, dari kejahatan hamba- hamba- Nya dan dari segala godaan syaitan dan dari kehadiran mereka.”
”ALLAAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MIN ’AMALISY SYAITHAANI WA SAYYI- AATIL AHLAAMI.”
Artinya :
”Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan syaitan dan dari buruknya mimpi”
Menurut Ibnu Sirin, jika engkau mendapatkan mimpi yang baik, maka hendaklah engkau memuji Allah, dan menceritakan mimpi baik itu kepada orang lain.
Tetapi, jika engkau mendapatkan mimpi buruk, jika engkau terbangun, maka meludahlah sebanyak 3x ke arah kiri lalu berdo’a dengan do’a di atas. Dan hendaklah jangan engkau ceritakan mimpi itu kepada orang lain.
”Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku memohon pada- Mu mimpi yang baik dan benar lagi membawa manfaat, bukan mimpi yang dusta dan bukan mimpi yang membawa kemelaratan.”
”BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM ALLAHUMMA INNI AS- ALUKAL JANNATA WA A’UUDZUBIKA MINAN NAARI.”
Artinya :
”Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku memohon kepada- Mu surga dan aku berlindung kepada- Mu dari siksa api neraka.”
”BISMIKA ALLAAHUMMA WA DHA’TU JANBII WA BIKA ARFA’UHU IN AMSAKTA NAFSII FARHAMHAA WA IN RADADTAHAA FAHFADLHAA BIMAA TAHFADLU BIHI ’IBAADAKASH SHALIHIINA.”
Artinya :
”Dengan nama- Mu Ya Allah aku rebahkan lambungku, dan dengan nama-Mu (juga) aku bangun dari tempat tidurku. Jika Engkau menahan jiwaku, maka berilah rahmat dia, dan jika Engkau lepaskan, maka peliharalah dengan apa yang Engkau memelihara dengannya hamba- Mu yang sholeh.”
“ALLAAHUMMA BAARIKLANAA FI TSAMARINAA WA BAARIK LANAA FI MADIINATINAA WA BAARIK LANAA FII SHO’INAA WA BAARIK LANAA FI MUDDINA”
Artinya :
“Wahai Tuhanku, berkahilah untuk kami pada buah- buahan kami dan berkahilah untuk kami pada kota kami, dan berkahilah untuk kami pada liter dan mud (alat untuk menakar buah- buahan atau biji bijian) kami.”
”Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Wahai Tuhanku, ampunilah dosaku dan lenyapkanlah kepanasan hatiku serta lepaskanlah aku dari godaan syaitan yang terkutuk”
Dahulu pada abad ke- 8 Masehi, hiduplah seorang ulama Sufie yang terkenal sangat alim. Saking alimnya, banyak ucapannya yang mengandung mutiara hikmat.
Pada suatu hari, beliau berkunjung ke negeri Basrah dan setibanya di sana, beliau mendapat pertanyaan dari sebagian besar penduduk negeri tersebut perihal sebab do’anya tidak kunjung terkabul.
Ibrahim bin Adham memberikan penjelasan, bahwa do’a tidak kunjung terkabul itu ada sepuluh macam sebab :
1.Kamu akui mengenal Allah, namun hak- hak- Nya tidak kamu penuhi. Maksudnya setiap nikmat yang diberikan kepadamu, kamu tidak mau mensyukurinya, bahkan kamu ingkari adanya dan kamu lupakan Dia.
2.Kamu baca Al- Qur’an berulang kali, namun isi yang terkandung di dalamnya tidak kamu amalkan.
Maksudnya, Al- Qur’an hanya untuk bacaan belaka, dibuat hiasan di rumah dan untuk dilombakan. Tetapi isinya tidak dipelajari untuk diterapkan di dalam kehidupannya.
3.Kamu akui cinta Rasulullah SAW, namun nasehat- nasehatnya tidak kamu jalankan.
Maksudnya, beliau sering menunjukkan jalan yang lurus dan jalan yang sesat. Tetapi kebanyakan mereka menempuh jalan yang sesat.
4.Kamu akui syetan itu adalah musuh manusia yang nyata, namun kamu telah patuh kepadanya.
Maksudnya, manusia sering kali memperturutkan kehendak hawa nafsunya. Padahal yang demikian itu sama halnya dengan memperturutkan perilaku syetan.
5.Kamu sering kali berdo’a mohon dihindarkan dari siksa api neraka, namun kaku jerumuskan dirimu ke dalamnya dengan banyak berbuat dosa dan maksiat.
Maksudnya, manusia yang menginginkan dirinya terhindar dari siksa neraka maka hendaklah ia menjauhi perbuatan dosa. Sebab bila ia menjalani perbuatan dosa, maka sama halnya mencampakkan dirinya ke dalam neraka.
6.Kamu sering kali berdo’a mohon supaya bisa masuk surga, namun kamu tidak mau beramal baik untuknya.
Maksudnya, semua manusia tentunya ingin hidup senang di surga, tetapi kebanyakan mereka enggan berbuat baik untuk mendapatkan surga itu.
7.Kamu percayai kematian itu pasti datang, namun kamu tidak mau mempersiapkan diri menghadapi kematian.
Maksudnya, semua manusia telah menyadari bahwa hidup di dunia bersifat sementara, sedang hidup di akhirat itu kekal. Tetapi kebanyakan mereka lupa akan hal itu, sehingga sering kali berbuat dosa.
8.Kamu sering sibuk mengurusi aib orang lain, namun aibmu sendiri kamu lupakan.
9.Kamu makan rizqi dari pemberian Allah, namun kamu tidak mau mensyukuri pemberian itu.
Maksudnya,
10.Kamu kuburkan orang yang meninggal dunia, namun kamu tidak mau mengambil pelajaran dari peristiwa itu.
Maksudnya, sebenarnya manusia bila mengantarkan jenazah ke kubur itu dapat mengambil pelajaran, bahwa hari ini aku yang mengantarkan, tetapi besok aku yang diantarkan. Dari itu, aku harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dengan memperbanyak amal kebajikan.
Demikian di antara 10 macam sebab tertolaknya suatu do’a menurut penjelasan Ibrahim bin Adham kepada orang- orang Basrah. Yang mana bila do’a tidak mendapat pengabulan, maka janganlah menyalahkan Allah, melainkan koreksilah diri kita sendiri, sudahkah kita berdo’a dengan aturan- aturan yang telah dijelaskan sebelumnya?
Tuhan tidak akan mengingkari janji- Nya, sebagaimana tercermin dalam firman-Nya :
”... UD’ UUNII ASTAJIB LAKUM ...”
Artinya :
”Berdo’alah kamu kepada- Ku, niscaya Aku kabulkan do’amu.”
(Surat Al- Mu’min ayat 60)
Maka itu, marilah kita berdo’a dengan berpijak pada aturan- aturan yang sudah dijelaskan di artikel sebelumnya. Karena dengan berpijak pada aturan- aturan yang telah ditetapkan, maka dapat dipastikan do’a kita akan terkabul, sehingga kita akan menemukan apa yang kita idam- idamkan.