Menurut keterangan dari Al- Qur’an, bahwa sebelum Allah menciptakan Adam a.s., maka terlebih dahulu Dia menciptakan Iblis dan Malaikat. Yang mana ketiga jenis makhluk ini bertempat tinggal di surga. Kemudian kepada Iblis dan Malaikat, Allah perintahkan bersujud kepada Adam a.s., hanya Iblis yang tidak mau bersujud kepadanya, yakni sujud sebagai satu sikap penghormatan kepada Adam a.s.
Karena Iblis tidak mau bersujud, lalu Allah berfirman : ”Hai Iblis, mengapa kamu tidak mau bersujud bersama- sama Malaikat yang bersujud itu?”
Iblis menjawab : ”Tidak patut aku bersujud kepada manusia (Adam) yang Engkau ciptakan dari tanah kering, tnah hitam yang busuk.”
Mendengar jawaban itu, Allah berfirman : ”Keluarlah kamu dari sisi (Surga), sesungguhnya Aku mengutukmu sampai hari kemudian” (Al- Hijr ayat 32- 35).
Semenjak itulah Iblis tidak boleh lagi tinggal di surga, dan bagi Adam a.s sendiri, ia hidup bersenang senang di dalam surga menikmati segala keindahan dan kelezatan yang ada di dalamnya.
Meskipun demikian, Adam a.s merasa kesepian karena tidak punya pendamping hidupnya. Dari itu, Allah menciptakan Hawa. Keduanya hidup rukun di surga dengan menikmati segala yang telah disediakan Allah, hanya saja mereka dilarang mendekati sebuah pohon dan memakan buahnya, yaitu buah Khuldi.
Rupanya larangan Allah SWT kepada Adam a.s. dan Hawa ini telah diketahui oleh Iblis. Hal tersebut dijadikan satu kesempatan baik baginya untuk membalas sakit hatinya terhadap Adam a.s. karena dia berpendapat, bahwa terusirnya dari surga adalah gara- gara Adam a.s. Oleh karena itu, dia berusaha memperdaya Adam dan Hawa supaya keduanya suka makan buah khuldi. Kemudian datanglah Iblis dengan mengubah bentuknya sebagai makhluk suci dengan berpura- pura sedih.
Melihat itu Adam a.s. bertanya : “Apa sebabnya kamu kelihatan sedih? Apa yang sedang kamu pikirkan?”
Iblis menjawab : ”Betapa tidak bersedih, karena aku senantiasa memikirkan nasib kalian berdua, bahwa aku telah mendengar kalian berdua tidak lama lagi tinggal bersenang- senang di dalam surga ini. Apalagi setelah Allah SWT, melarangmu makan buah khuldi ini adalah suatu tanda bahwa apa yang telah aku khawatirkan itu akan menjadi kenyataan. Dari itu, lekaslah makan buah pohon ini agar kalian berdua bisa langgeng hidup di surga ini dan tidak jadi terusir.”
Mendengar bujuk rayu Iblis, maka tertipulah Adam dan Hawa, dan akhirnya keduanya makan buah khuldi yang menjadi larangan Allah itu. Kemudian setelah keudanya melanggar larangan- Nya terbukalah pakaiannya. Untuk menutup auratnya, dicarilah daun- daun sebagai penutup.
Setelah itu, keduanya dipanggil oleh Allah untuk menghadap seraya Dia berfirman : ”Bukankah Aku sudah melarang kalian berdua memakan buah pohon ini, dan Aku katakan kepada kalian bahwa syetan (iblis) itu adalah musuh kalian yang nyata?”
Kemudian Adam dan Hawa memohon ampunan Allah seraya berdo’a :
”RABBANAA DLALAMNAA ANFUSANAA WA IN LAM TAGHFIR LANAA WA TAR HAMNAA LANAKUUNANNA MINAL KHAASIRIINA.”
Artinya :
”Wahai Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri dan jika Engkau tidak mengampuni diri kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk golongan orang- orang yang merugi.”
(Surat Al- A’raf ayat 23)
Semenjak itulah asal mula timbulnya do’a, yakni dikala manusia pertama berada di dalam surga, kemudian diikuti oleh anak cucu beliau ketika berada di bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar